Ekspor dan Impor di Indonesia
Pembangunan ekonomi dalam perspektif yang
luas dipandang sebagai suatu proses multidimensi yang mencakup berbagai
perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, institusi nasional,
disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan
distribusi pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Salah satu indikator
kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur
kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat daripada
tingkat pertumbuhan penduduknya.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi bertambah dan kemakmuran meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan berkelanjutan merupakan prasyarat bagi berlangsungnya pembangunan ekonomi.
Kemiskinan yang berlangsung terus di banyak negara Afrika merupakan salah satu
akibat tidak adanya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut. Karena itu,
masalah pertumbuhan ekonomi telah banyak mendapat perhatian ekonom, baik di
negara sedang berkembang maupun negara-negara industri maju (Sutawijaya dan
Zulfahmi, 2010).
Salah satu yang memacu pertumbuhan ekonomi
suatu negara adalah di saktor ekspor dan impor negara tersebut, dengan kata
lain ekspor dan impor mempengaruhi pembangunan negara.
1.
Pengertian Ekspor dan Impor
1.1
Pengertian Ekspor
Ekspor dapat diartikan sebagai pengiriman
dan penjualan barang-barang dari dalam negeri ke luar negeri. Dalam artian
luas, ekspor adalah suatu kegiatan ekonomi menjual produk dalam negeri ke pasar
di luar negeri (Sedyaningrum et al, 2016).
Keuntungan melakukan ekspor adalah (Farina
dan Husaini, 2017):
a.
Memperluas Pasar
Kegiatan ekspor merupakan cara untuk memasarkan
produk-produk dalam negeri ke luar negeri. Adanya kegiatan ekspor, produk yang
dihasilkan di dalam negeri tidak hanya dikonsumsi oleh penduduk dalam negeri.
b.
Menambah Devisa Negara
Kegiatan ekspor memugkinkan eksportir dalam
negeri memasarkan produknya ke luar negeri. Transaksi ekspor ini dapat menambah
devisa Negara yang merupakan salah satu sumber penerimaan Negara.
c.
Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat. Dengan semakin banyaknya ekspor maka produksi yang dihasilkan
akan semakin banyak. Peningkatan jumlah produksi ini akan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja. “Exports are domestically produced goods and
services that are sold abroad”, Ekspor mempunyai peran strategis,
terlebih dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi
suatu negara dan cadangan devisa negara’’. Nilai ekspansi ekspor juga
menentukan besaran penyerapakan tenaga kerja. Ketika nilai ekspor
meningkat, dapat diartikan permintaan barang dari negara lain mengalami
peningkatan. Jika ekspor menurun sebaliknya dapat diartikan permintaan negara
lain terhadap barang ekspor mengalami pelemahan. Ekspor merupakan injeksi
masuknya aliran pendapatan seperti halnya investasi.
1.2
Pengertian Impor
Impor merupakan pembelian dan pemasukan
barang dari luar ke dalam negeri. Dalam artian luas, impor adalah kegiatan
ekonomi membeli produk luar negeri untuk keperluan atau dipasarkan di dalam
negeri (Sedyaningrum et al, 2016).
Berbeda dengan ekspor yang akan
menyumbangkan pendapatan bagi Negara,impor merupakan bocoran dan akan menjadi
pengeluaran Negara. Suatu Negara tidak dapat memenuhi kebutuhan barang dan jasa
tertentu dengan cara memproduksi barang dan jasa itu sendiri karena berbagai
faktor, maka dari itu suatu Negara melakukan kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tertentu.
Kecenderungan kegiatan impor yang besar tidak
sepenuhnya buruk bagi sebuah Negara Karena impor juga akan merangsang kegiatan investasi,
apabila barang yang diimpor merupakan barang modal, barang mentah, barang
setengah jadi untuk keperluan perindustrian. Impor barang-barang jadi juga akan
menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat, maka dari itu kegiatan impor dan ekspor
harus berjalan dengan seimbang. ‘’Pengembangan industri substitusi impor dalam
negeri harus sejalan dengan penggalakan ekspor’’(Sedyaningrum et al, 2016).
Manfaat melakukan kegiatan Impor (Farina
dan Husaini, 2017):
a.
Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan
Setiap Negara memiliki sumber daya alam yang
berbeda. Sumber daya alam tertentu kadang belum tentu bisa diperoleh di Negara lain.
Pentingnya impor ialah untuk mendapatkan barang yang tidak bisa dihasilkan
sendiri.
b.
Memperoleh Teknologi Modern
Biasanya di Negara-negara berkembang masih
menggunakan teknologi yang sederhana. Berbeda dengan Negara-negara modern yang
sudah menggunakan teknologi canggih. Dengan adanya kegiatan impor maka dapat
digunakan sebagai ajang untuk mengadopsi teknologi modern dan bertukar informasi.
c.
Memperoleh Bahan Baku
Setiap kegiatan usaha pasti memerlukan bahan
baku. Bahan baku yang diperlukan untuk keperluan produksi kadang tidak bisa didapatkan
didalam negeri. Kegiatan impor ini dapat membantu memperoleh bahan baku untuk
keperluan produksi.
2.
Masalah dan Penyelesaiannya
2.1
Masalah dalam ekspor dan
impor
Indonesia merupakan salah satu negara yang
melakukan perdagangan internasional, yang pastinya terlibat dalam hal ekspor
dan impor. Banyak hal positif yang diterima Indonesia dalam hal eskpor dan impor
seperti membantu menjalin hubungan luar negeri, membantu kekurangan pangan yang
terjadi di dalam negeri, membantu mengembangkan industri yang ada di Indonesia,
dan lain sebagainya. Selain hal positif, ada juga hal negative yang harus
diterima oleh Indonesia dalam hal ekspor dan impor seperti akan membuat
banyaknya barang luar negeri yang beredar di Indonesia, membuat ketergantungan
akan produk luar negeri, bisa mematikan industri dalam negeri, dan lain
sebagainya.
Perdagangan internasional di anggap sebagai
hal yang bagus untuk sebuah negara berkembang menjadi negara maju, namun hal
ini tidak luput dari permasalahan-permasalahan yang menimpa negera tersebut.
Indonesia adalah salah satu negara yang melakukan perdagangan internasional,
bahkan sudah dilakukan sejak pemerintahan seokarno. Indonesia bisa dikatakan
berpengalaman dalam hal ekspor dan impor (perdagangan internasional), tetapi
masih ada permasalahan dalam hal ekspor dan impor.
Permasalahan utama bangsa Indonesia ialah
dimana ekspor barang mengalami penurunan dan impor barang mengalami
peningkatan. Ekspor Indonesia mengalami penurunan, berikut grafik dari perkembangan ekspor Indonesia dari tahun
2011 sampai dengan 2017:
Grafik 1
Perkembangan Berat dan Nilai Ekspor Indonesia Tahun 2011-2017
Perkembangan Berat dan Nilai Ekspor Indonesia Tahun 2011-2017
Sumber : Dokumen PEB dan Non PEB, diolah
Berdasarkan grafik di atas kita bisa
melihat ekspor Indonesia sering mengalami penurunan, penurunan paling drastis
terjadi pada tahun 2013 menuju 2014, dan seterusnya mengalami penurunan hingga
2016 dan pada 2017 mengalami sedikit peningkatan. Jadi secara umum bisa dilihat
bahwa Indonesia mengalami penurunan dalam hal ekspor. Sedangkan di sektor impor
Indonesia mengalami peningkatan, berikut tabel perincian impor yang dilakukan
indonesia
Tabel 1
Jumlah Impor Indonesia sejak tahun 1989-2016
Jumlah Impor Indonesia sejak tahun 1989-2016
Tahun
|
Jumlah
|
Makanan dan Minuman untuk Rumah Tangga
|
Bahan Bakar dan Pelumas Olahan
|
Alat Angkutan Bukan untuk Industri
|
Barang Konsumsi
|
|||||
Utama
|
Olahan
|
Tahan Lama
|
Setengah Tahan Lama
|
Tidak Tahan Lama
|
||||||
Berat Bersih: 000 ton
|
||||||||||
1989
|
706.10
|
90.00
|
310.90
|
214.00
|
20.10
|
12.50
|
29.70
|
28.90
|
||
1990
|
584.00
|
138.90
|
123.20
|
195.40
|
33.80
|
16.80
|
39.70
|
36.20
|
||
1991
|
734.80
|
143.00
|
254.80
|
206.70
|
21.60
|
20.80
|
47.10
|
40.80
|
||
1992
|
1 255.20
|
161.10
|
724.10
|
228.80
|
22.20
|
18.40
|
51.10
|
49.50
|
||
1993
|
799.50
|
217.20
|
172.80
|
266.80
|
17.20
|
18.30
|
52.50
|
54.70
|
||
1994
|
1 899.80
|
344.70
|
938.80
|
426.20
|
16.00
|
23.00
|
79.30
|
71.80
|
||
1995
|
3 396.30
|
388.80
|
2 258.00
|
542.10
|
20.20
|
35.00
|
73.00
|
79.20
|
||
1996
|
4 322.00
|
364.70
|
3 013.00
|
736.80
|
17.60
|
34.10
|
75.50
|
80.30
|
||
1997
|
2 338.30
|
451.60
|
956.50
|
634.60
|
20.00
|
51.80
|
95.60
|
128.20
|
||
1998
|
4 158.60
|
327.90
|
3 088.10
|
593.10
|
8.00
|
24.40
|
48.30
|
68.80
|
||
1999
|
7 324.50
|
471.80
|
5 077.60
|
1 558.30
|
6.50
|
37.00
|
87.90
|
85.40
|
||
2000
|
5 241.20
|
619.80
|
2 010.30
|
2 181.10
|
49.20
|
78.80
|
173.10
|
128.90
|
||
2001
|
4 071.20
|
642.70
|
1 119.30
|
1 938.20
|
31.70
|
64.80
|
135.90
|
138.60
|
||
2002
|
5 643.40
|
661.90
|
2 325.90
|
2 232.00
|
20.70
|
74.80
|
163.10
|
165.00
|
||
2003
|
4 903.40
|
607.80
|
2 158.60
|
1 669.30
|
41.90
|
82.80
|
191.90
|
151.10
|
||
2004
|
4 749.90
|
843.60
|
1 293.70
|
1 941.10
|
61.00
|
128.00
|
276.30
|
206.20
|
||
2005
|
5 562.10
|
880.20
|
1 628.00
|
2 383.90
|
55.10
|
144.40
|
269.40
|
201.10
|
||
2006
|
4 706.60
|
962.60
|
1 650.50
|
1 368.20
|
56.40
|
146.60
|
285.60
|
236.70
|
||
2007
|
6 714.40
|
1 128.60
|
3 051.30
|
1 770.60
|
81.60
|
173.20
|
288.40
|
220.70
|
||
20081
|
5 368.10
|
1 216.40
|
1 606.30
|
1 676.00
|
119.20
|
187.70
|
336.30
|
226.20
|
||
20091
|
4 056.60
|
1 313.10
|
931.70
|
1 027.10
|
110.10
|
150.70
|
257.40
|
266.50
|
||
20101
|
5 604.50
|
1 368.50
|
1 935.00
|
1 354.90
|
184.80
|
200.90
|
323.20
|
237.20
|
||
20111
|
8 110.50
|
1 805.40
|
3 604.70
|
1 655.70
|
157.10
|
245.40
|
391.60
|
250.60
|
||
20121
|
6 966.70
|
r
|
1 681.50
|
2 519.90
|
1 436.20
|
225.90
|
283.50
|
430.70
|
389.00
|
|
20131
|
5 285.70
|
1 353.00
|
1 279.00
|
1 413.30
|
203.60
|
289.00
|
416.10
|
331.70
|
||
20141
|
5 599.10
|
1 465.20
|
1 697.00
|
1 341.70
|
137.70
|
257.50
|
372.10
|
327.90
|
||
20151
|
4 929.20
|
1 212.00
|
1 670.90
|
1 021.20
|
100.70
|
229.10
|
371.50
|
323.80
|
||
20161
|
5 889.50
|
1 313.60
|
2 374.20
|
998.20
|
95.80
|
260.70
|
496.70
|
360.30
|
Catatan: 1 Termasuk Kawasan Berikat
r
Angka direvisi
Diolah
dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB)
Data
dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia
Sumber: Ditjen
Bea dan Cukai (PEB dan PIB)
Berdasarkan
tabel di atas bisa dilihat bahwa Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi
terhadap impor. Pada tahun 1992 dan 1994 indonesia mengalami peningkatan
drastis akan impor produk luar negeri.
2.2
Kebijakan Pemerintah
Dalam
hal meningkatkan ekspor, kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia adalah
mempermudah pedagang untuk bertransaksi internasional, kemudian membuat
perjanjian perdagangan internasional yang bisa membuka akses pasar Indonesia,
selain itu pada masa pemeritahan Presiden Jokowi menganjurkan untuk masyarakat
agar lebih fokus mengahasilkan barang yang sudah di olah (barang olahan)
daripada bahan baku, dan lain sebagainya. Banyak kebijakan yang diambil dan
diterapkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor, namun hal itu belum berdampak
besar terhadap ekpor Indonesia, karena jika dilihat secara umum, pemerintah
memerhatikan kaum/golongan yang memberikan keuntungan besar bagi negara
daripada yang sedikit ataupun tidak memberikan keuntungan bagi negara. Selain
itu, pelatihan SDM untuk lebih produktif masih kurang perhatian dari
pemerintah. Dari beberapa hal tersebut membuat ekspor Indonesia masih belum
meningkat secara drastis.
Dalam hal mengurangi impor, kebijakan yang
diambil pemerintah adalah membatasi impor barang dari luar negeri. Tetapi pada
kenyataan impor barang ini masih meningkat/ masih tinggi di Indonesia, hal ini
disebabkan masih kurang kepercayaan pemerintah terhadap produktifitas produk di
Indonesia, kemudian juga disebabkan
karena ketergantungan akan barang impor, selain itu juga perlu impor
untuk menstabilkan harga pasar di Indonesia, dari beberapa faktor tersebut yang
membuat pengurangan impor masih jadi hambatan.
2.3
Penyelesaian Menggunakan
Ekonomi Politik Islam
Penyelesaian pemasalahan perdangan
internasional (ekspor dan impor) di Indonesia sangatlah cocok menggunkan
ekonomi politik islam, dimana dalam ekonomi politik islam mengajarkan untuk
meningkatkan kualitas dari SDM, sehingga bisa mengolah bahan mentah/bahan baku
menjadi sebuah produk baru (produk olahan) sehingga lebih bernilai jual. Selain
itu juga mengajarkan untuk mengoptimalkan lahan secara produktif, sehingga bisa
menghasilkan bahan baku dalam jumlah besar.
Disinilah perlu peran pemerintah untuk
membantu masyarakat negara supaya bisa meningkatkan ekspor, dimana pemerintah
berperan untuk memberikan pelatihan / peningkatan skill dan membantu
menyalurkan produk masyarakat pasaran (dalam artian lain, mempermudah pemasaran
produk dan mengutamakan produk dalam negeri).
Dalam islam mengajarkan untuk menggunakan
sesuatu seperlunya, bukan secara berlebihan. Dimana ini bisa berlaku untuk
ekonomi, seperti halnya di bidang pertanian, dimana hasil panen sebagian
digunakan untuk konsumsi pribadi bukan menjual semuanya untuk memenuhi
keperluan lain. Dan dalam islam di ajarkan untuk perduli sesama atau membantu sesama, seperti
contoh membeli produk yang dipasarkan oleh tetangga untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari ketimbang membeli produk luar negeri. Hal ini bisa membuat rasa
cinta akan produk luar negeri.
Dengan meningkatkannya kualitas SDM dan
pengoptimalan SDA maka akan memenuhi kebutuhan negara Indonesia, dengan artian
lain akan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor. Jadi ekonomi politik islam
sangat cocok untuk diterapkan di indonesia yang akan memberikan arahan atau
fokus yang lebih jelas kepada pemerintah untuk membuat negara maju.
Daftar Pustaka
Astuti, I. P., & Ayuningtyas,
F. J. (2018). Pengaruh Ekspor dan Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan 19(1), 1-10.
Farina, F., & Husaini, A. (2017). Pengaruh Dampak Perkembangan
Tingkat Ekspor dan Impor Terhadap Nilai Tukar Negara ASEAN per Dollar Amerika
Serikat (Studi pada Interrnational Trade Center Periode Tahun 2013-2015. Jurnal
Administrasi Bisnis 50(6), 44-50.
Hervinaldy, H. (2017). Strategi Pemerintahan Indonesia dalam Meningkatkan
Ekspor Kopi ke Amerika Serikat. Jom Fisip 4(2), 1-15.
Kurniawan, T., & Azizi, A. (2013). Dampak Kebijakan Impor dan
Kelembagaan Terhadap Kinerja Industri Garam Nasional. J. Kebijakan Sosek KP
3(1), 1-13.
Perdagangan, K. (2017). Perkembangan Ekonomi dan Kinerja Ekspor Impor
Indonesia. Jakarta.
Priyono, D., & Wirathi, I. G. (2016). Analisis Hubungan Ekspor,
Pertumbuhan Ekonomi, dan Kesempatan Kerja di Provinsi Bali: Pengujian Vector
Auto Regression. E-jurnal EP Unud 5(12), 1408-1434.
Sedyaningrum, M., Suhadak, & Nuzula, N. F. (2016). Pengaruh Jumlah
Nilai Ekspor, Impor dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Nilai Tukar dan Daya Beli
Masyarakat di Indonesia (Studi pada Bank Indonesia Periode Tahun
2006:IV-2015:III). Jurnal Administrasi Bisnis 34(1), 114-121.
Sutawijaya, A., & Zulfahmi. (2010). Pengaruh Ekspor dan Investasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2006. Jurnal Organisasi
dan Manajemen 6(1), 14-77.
Winardi, W. (2013). Dampak Pembatasan Impor Hortikultura Terhadap
Aktivitas Perekonomian, Tingkat Harga dan Kesejahteraan. Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, 21-41.
Masalah Ekspor - Impor Indonesia
4/
5
Oleh
Mirza Sayuti