Ekonomi Makro


NILAI TUKAR DI INDONESIA

Oleh: Mirza Sayuti (160602106)
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN AR-RANIRY

I.         PENDAHULUAN

Hampir setiap negara pada saat ini tidak bisa mengabaikan interaksi ekonominya dengan luar negeri. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak dan beragamnya kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Kapasitas produksi dari berbagai komoditi dalam negeri memiliki keterbatasan dalam meningkatkan jumlah dan jenis barang atau jasa yang diproduksi. Keadaan seperti inilah yang mendorong terjadinya kegiatan perdagangan luar negeri baik berupa barang maupun jasa antar negara.
Hal tersebut berlaku pula bagi Indonesia. Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, menyebabkan terjadinya hubungan antar negara yang saling terkait dan meningkatnya arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Hubungan antar negara ini mempengaruhi nilai tukar Indonesia terhadap valas (valuta asing).

II.      NILAI TUKAR

A.      Pengertian Nilai Tukar

Nilai tukar atau kurs merupakan suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Selain itu, nilai Tukar adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai antara kedua mata uang tersebut.[1] Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah (Bank Indonesia). Dari pengertian tersebut Dapat disimpulkan bahwa nilai tukar rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain.
Nilai Tukar Mata Uang Nominal dan Riil
Nilai tukar nominal (nominal exchange rate), E, adalah  perbandingan harga relatif suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Istilah ‘nilai tukar mata uang’ anatar dua negara yang diberlakukan di pasar valuta asing adalah nilai tukar mata uang nominal ini. Nilai tukar riil (real exchange rate) adalah perbandingan harga relatif dari barang yang terdapat di dua negara. Dengan kata lain, nilai tukar mata uang riil menyatakan tingkat harga dimana kita bisa memperdagangkan barang dari satu negara dengan barang negara lain. Rumus dari nilai tukar riil adalah sebagai berikut:
Di mana:          Q = nilai tukar riil,
E = nilai tukar nominal,
P1 = tingkat harga dalam negeri, dan
P2= tingkat harga di LN.[2]

B.       Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar

Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.      Laju inflasi relatif
Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan, begitu juga dengan negara lain yang menjadi mitra dagang Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa laju inflasi relatif berdampak pada aktifitas perrdangan internasional.
2.      Tingkat pendapatan relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif di bandingkan dengan supply yang tersedia. Tingkat pendapatan relatif anatara satu negara dengan negara lainnya akan berdampak pada tingkat pemintaan ekspor dan impor negara tersebut, kemudian ini akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.
3.      Suku bunga relatif
Perubahan tingkat suku bunga relatif sangat berdampak pada investasi asing. Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri. Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri.
4.      Ekspektasi Masa Depan
Faktor berikutnya yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.
5.      Pengendalian pemerintah
Pemerintah dapat mempengaruhi keseimbangan nilai tukar mata uang dengan berbagai kebijakan, diantaranya : (1) menetapkan pembatasan nilai tukar mata uang, (2) menetapkan pembatasan perdangangan luar negeri, (3) melakukan investasi pada pasar valuta asing dengan melakukan pembelian dan penjualan mata uang secara langsung di pasar, dan (4) mempengaruhi variabel-variabel makro, seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan.
6.      Jumlah Uang Beredar (M2)
Beberapa buku (sumber) mengatakan bahwa jumlah uang yang beredar juga merupakan factor yang mempengaruhi nilai tukar di suatu negara. Uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito). Untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan expectations (perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang).
7.      Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan arus pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara. Neraca pembayaran secara esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara. Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan, yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi sebagai debit.
Selain tujuh faktor di atas, ada faktor lain yang mempengaruhi nilai tukar yaitu daya konsumtif masyarakat Indonesia, jika masyarakat Indonesia lebih konsumtif terhadap barang-barang atau produk dalam negeri itu akan mengurangi penggunaan dollar dan itu akan menguatkan nilai tukar mata uang Indonesia di kancah dunia, begitu juga sebaliknya. Jadi masyarakat Indonesia juga berperan pada permasalah ekonomi makro yang ini (nilai tukar).

C.      Perkembangan Sistem Nilai Tukar Mata Uang di Indonesia

Indonesia sudah menerapkan 4 sistem nilai tukar mata uang yang berbeda sejak tahun 1966. Bank Indonesia sebagai otoritas monetar di Indonesia, menetapkan sistem nilai tukar mata uang berdasarkan berbagai pertimbagan, khususnya yang berkaitan dengan kondisi ekonomi saat itu. 4 sistem nilai tukar mata uang yang pertama yaitu sistem nilai tukar mata uang berganda (multiple exchange rate system), sistem ini diterapkan pada tahun 1966 (Oktober) sampai 1971 (Juli), sistem ini digunakan untuk menghadapi fluktasi nilai rupiah pada waktu itu.
Sistem nilai tukar yang kedua adalah sistem nilai tukar mata uang tetap (fixed exchange rate), sistem ini diterapkan sejak Agustus 1971 sampai Oktober 1978, dengan sistem ini nilai rupiah ditetapkan dalam suatu nilai tetap terhadap dolar Amerika Serikat. pemberlakuan sistem ini dilandasi oleh kuatnya neraca pembayaran dalam kurun waktu itu.
Sistem nilai tukar yang ketiga adalah sistem nilai tukar mata uang mengambang terkendali (managed floating exchange rate), sistem ini diterapkan sejak November 1978 sampai Agustus 1997. Pada periode ini tidak hanya dikaitkan dengan dolar Amerika Serikat, namun juga beberapa mata uang asing lainnya. Sistem ini bertujuan untuk mempertahankan nilai tukar riil yang lebih baik, pada masa ini  terjadi 3 kali devaluasi.
Sistem nilai tukar yang keempat adalah sistem nilai tukar mata uang mengambang bebas (free floating exchange rate), sistem ini di terapkan sejak tahun 1998 hingga sekarang. Bank Indonesia menggunakan sistem ini agar menjaga kestabilan nilai tukar rupiah yang nilainya ditentukan oleh mekanisme pasar. Pada awal penerapan sistem ini nilai tukar mengalami gejolak yang berlebihan (overshooting).
Dalam rangka menyelesaikan permasalahan tersebut, International Monetery Fund (IMF) kemudian masuk ke Indonesia dan bekerja sama dengan pemerintah indonesia untuk memulihkan kondisi perekonomian Indonesia yang bergejolak yang lain disebabkan oleh krisis Asia yang terjadi pada tahun 1998 juga oleh kondisi social politik dalam negeri yang tidak menentu. Kerjasama Indonesia dengan IMF tidak langsung membuahkan hasil, bahkan rupiah pernah merosot hingga level Rp.16.000,- per dollar Amerika Serikat. Bahkan hingga saat ini (Juni 2018) rupiah berdiri di leverl Rp.14.000,- per dollar Amerika Serikat, hal ini akan berakibat pada aktivitas bisnis yang meningkatkan derajat ketidakpastian pada aktivitas bisnis dan ekonomi di Indonesia saat itu.

III.  PENUTUP

Nilai tukar atau kurs merupakan suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Krisis nilai tukar merupakan salah satu permasalah ekonomi makro yang bisa mempengaruhi perekononomian di Indonesia. Nilai tukar terjadi karena interaksi ataupun kerjasama dengan negara lain, hal ini  bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negri yang sangat beragam. Untuk memahami nilai tukar kita harus memahami dulu antara nilai tukar mata uang nominal dengan nilai tukar mata uang riil.
Nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : (1) Laju inflasi relatif, (2) Tingkat pendapatan relatif, (3) Suku bunga relatif, (4) Ekspektasi Masa Depan, (5) Pengendalian pemerintah, (6) Jumlah Uang Beredar (M2), dan (7) Neraca Pembayaran. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar maka kita harus menjaga kestabilan faktor yang mempengaruhi nilai tukar, peran pemerintah dalam hal menjaga kestabilan juga sangat mempengaruhi kestabilan nilai tukar, jika pemerintah salah mengambil langkah dalam mengatasi permasalahan nilai tukar maka itu akan berimbas  kepada perekonomian di Indonesia.
Tidak hanya peran pemerintah yang diperlukan tetapi dari masyarakat juga berperan, jika masyarakat lebih konsumtif terhadap barang-barang atau produk dalam neegri dan meningkatkan penggunaa rupiah, maka itu akan menguatkan perekonomian negeri ini. Jika semua faktor dijaga dan peran pemerintah serta masyarakat berjalan dengan lancar (bekerjasama dengan baik) maka Indonesia akan memperbaiki nilai tukar dan mengatasi permasalahan makro di negeri ini. Jika Indonesia bisa menjaga kestabilan nilai tukar dan menurunkan level dari dollar Amerika maka para pengusaha di Indonesia bisa besaing di kancah internasional.
Penulis sangat menyarankan semua pihak untuk bekerja sama untuk meningkatkan perekonomian di negeri ini, terlebih terhadap masyarakat untuk meningkatkan daya beli dan kesadaran terhadap produk lokal. Produk lokal memiliki kualitas tidak kalah dari produk luar negeri. Dengan meningkatkan penggunaan rupiah, maka kita membantu menguatkan perekonomian negeri ini dan membantu mengurangi masalah ekonomi makro negeri ini.

IV.   DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Ari Mulianta. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Ekspor Indonesia.
Jakarta: Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan (2013). Vol.7. No.1.
Goeltom, Miranda S., & Zulverdi, Doddy. Manajemen Nilai Tukar di Indonesia
dan Permasalahannya. Jakarta. 1998.
Gunawan, Anang Budi. Fundamental Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar
Amerika. 2014. Edisi 01.
Harahap, Siti Romida. Deteksi Dini Krisis Nilai Tukar Indonesia: Identifikasi
Variabel Makro Ekonomi. Semarang: Journal of Economics and Policy
(2013).
Jauhari, Daneswara, dkk. Prediksi Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar
Menggunakan Metode Programming. Malang: Jurnal Teknologi Informasi
dan Ilmu Komputer (2016). Vol. 3. No. 4.
Lestari, Etty Puji. Dampak Ketidakstabilan Nilai Tukar Rupiah Terhadap
Permintaan Uang M2 di Indonesia. Jakarta: Jurnal Ekonomi Pembangunan
(2008). Vol. 9. No. 2.
Pratiwi , Tara Eka, & Santosa, Purbayu Budi. Analisis Perilaku Kurs Rupiah
(IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) pada Sistem Kurs Mengambang
Bebas di Indonesia Periode 1997.3-2011.4 (Aplikasi Pendekatan Keynesian
Sticky Price Model). Semarang: Journal of Economics (2012). Vol.7. No.1.
Simorangkir, Iskandar & Suseno. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar. Jakarta: Seri
Kebanksentralan (2005). No.12.
Syarifuddin , Ferry. Konsep, Dinamika dan Respon Kebijakan Nilai Tukar di
Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia Institute (2015). No.24.




[1] Daneswara Jauhari, dkk. Prediksi Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar Menggunakan Metode Programming. Malang: Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (2016). Vol. 3. No. 4. Hal 3.
[2] Ferry Syarifuddin. Konsep, Dinamika dan Respon Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia Institute (2015). No.24. Hal 29.

Related Posts

Ekonomi Makro
4/ 5
Oleh